KUNINGAN – Suasana penuh warna dan keceriaan menyelimuti pusat Kota Kuningan, Minggu (5/10/2025), saat ribuan warga tumpah ruah menyaksikan Karnaval Budaya dalam rangka Hari Jadi ke-527 Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini dimulai dari depan Pendopo Kabupaten Kuningan di Jalan Siliwangi dan berakhir di panggung utama Taman Kota.
Karnaval tahun ini menampilkan kekayaan budaya Nusantara yang diwujudkan melalui busana adat yang dikenakan oleh Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, Wakil Bupati, Forkopimda, Pj Sekda Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, serta seluruh kepala perangkat daerah, camat, dan pejabat se-Kabupaten Kuningan. Mereka tampil mempesona dalam ragam busana daerah dari Sabang hingga Merauke, menandakan semangat keberagaman dan persatuan Indonesia.
Dalam sambutannya, Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas terselenggaranya kembali karnaval budaya yang sempat tertunda. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar arak-arakan kostum, melainkan pesta rakyat yang mencerminkan jati diri masyarakat Kuningan.
“Karnaval Budaya ini adalah ruang kita untuk bergembira dan bersyukur, merayakan jati diri serta kebersamaan. Tema tahun ini, Kuningan Tandang Makalangan, menjadi seruan luhur untuk bangkit dan bergerak bersama menghadapi tantangan zaman dengan semangat sportif, berbudaya, dan berkarakter,” ujar Bupati Dian dalam pidatonya di hadapan ribuan warga.
Bupati juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas penundaan kegiatan sebelumnya karena kondisi keamanan nasional, seraya berterima kasih atas antusiasme masyarakat yang tetap tinggi. Ia turut mengucapkan selamat HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan menyampaikan apresiasi atas sinergi TNI dengan pemerintah daerah dalam menjaga keamanan dan persatuan bangsa.
Karnaval tahun ini dimeriahkan oleh berbagai komunitas masyarakat, lembaga pendidikan, organisasi kepemudaan, dan perangkat daerah. Mereka menampilkan atraksi budaya, tari-tarian tradisional, musik daerah, teatrikal, serta kostum tematik yang menggambarkan kekayaan khas masing-masing wilayah.
Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah rombongan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan. Mereka tampil kreatif dengan menurunkan sekitar 100 personel dari Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Patriot Ketahanan Pangan, serta para petani muda yang tergabung dalam Regenerasi Petani. Rombongan ini membawa dua unit traktor roda empat dan patung tikus raksasa buatan tim Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), simbol perjuangan petani dalam menjaga hasil panen dari hama dan penyakit tanaman.
Menanggapi partisipasi tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan sekaligus Penjabat Sekretaris Daerah, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, menyampaikan bahwa keikutsertaan jajarannya dalam karnaval ini merupakan bentuk ekspresi semangat petani Kuningan yang berdaya dan berbudaya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan hanya urusan produksi, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Kuningan. Petani kita bukan sekadar pekerja lahan, mereka adalah penjaga tradisi, penjaga pangan, dan simbol ketahanan bangsa,” ujar Dr. Wahyu.
Ia menambahkan, simbol-simbol yang dibawa dalam parade seperti traktor dan patung tikus memiliki makna mendalam. “Traktor mencerminkan modernisasi pertanian, sementara patung tikus menggambarkan tantangan nyata di lapangan yang harus kita hadapi bersama dengan ilmu, inovasi, dan kebersamaan,” jelasnya.
“Melalui kegiatan budaya seperti ini, kami ingin menegaskan bahwa kemandirian pangan harus tumbuh dari akar budaya dan gotong royong. Petani Kuningan siap tandang makalangan, berjuang menghadapi perubahan dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur pertanian yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Antusiasme masyarakat terlihat dari padatnya rute karnaval yang dipenuhi warga dari berbagai lapisan usia, menandakan betapa kuatnya kecintaan terhadap tradisi dan daerah.
Dengan semangat “Kuningan Tandang Makalangan”, karnaval budaya tahun ini menjadi bukti bahwa budaya, pembangunan, dan persaudaraan bisa berjalan seiring menuju Kuningan yang maju, berdaya saing, dan berkarakter.
(Humas Diskatan)