KUNINGAN, 26 Juni 2025 — Semangat membangun pertanian di Kabupaten Kuningan kembali membuahkan hasil membanggakan. Iskhaq J, A.Md., Penyuluh Pertanian ASN dari UPTD KPP Cilimus, resmi masuk dalam jajaran kandidat Penyuluh ASN Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2025. Langkah ini merupakan buah nyata dari pembinaan intensif yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan, sekaligus menjadi simbol kebangkitan peran penyuluh dalam era pertanian modern.
Sebagai bagian dari tahapan penilaian, tim verifikasi dari Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan lapangan ke Restoran JnJ Cilimus, salah satu lokasi binaan inovatif yang digagas Iskhaq, yang kini berkembang menjadi model integrasi pertanian, edukasi, dan pariwisata.
“Kami memilih RM JnJ sebagai lokasi verifikasi karena tempat ini mencerminkan transformasi pola pikir penyuluhan. Bukan sekadar sawah dan ladang, tetapi ekosistem pertanian yang berdampingan dengan pariwisata, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal,” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si.
Wahyu menambahkan bahwa keberhasilan Iskhaq bukanlah keberuntungan sesaat, melainkan hasil konsistensi, integritas, dan loyalitas yang dibangun selama bertahun-tahun di lapangan.
“Pak Iskhaq tidak hanya menjalankan tugas administratif. Ia hadir sebagai problem solver bagi petani. Ia paham betul medan tugasnya, membina petani dari hulu ke hilir. Mulai dari edukasi teknologi pertanian, pupuk organik, sampai membantu pemasaran hasil panen,” tambah Wahyu.
Keberhasilan Iskhaq juga mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak. Nurul Komariyah, S.Sos., Kepala Desa Bojong, mengungkapkan bahwa JnJ kini telah menjadi tempat belajar interaktif bagi anak-anak sekolah dasar.
“Ini bukan hanya tempat makan. Ini laboratorium terbuka bagi anak-anak untuk belajar bertani, mencintai alam, dan memahami pentingnya pangan,” ujarnya.
Kepala UPTD KPP Cilimus, Diyana, ST., menyebut Iskhaq sebagai figur panutan dalam struktur penyuluhan pertanian.
“Ia disiplin, luwes dalam komunikasi, dan sangat peka terhadap kebutuhan petani. Bahkan dalam kegiatan harian pun, ia tak pernah putus koordinasi dengan kami,” tuturnya.
Dukungan juga datang dari petani langsung. Eman, anggota Gapoktan Santri Kolot, menyebut Iskhaq sebagai sosok yang sabar dan tekun.
“Pa Iskhaq ngajar kita bukan cuma cara tanam dan buat pupuk organik, tapi juga bantu kami jual hasil panen. Sekarang panen kami lebih bagus, dan lebih laku di pasaran,” katanya.
Kiprah Iskhaq tak hanya mencerminkan keberhasilan individu, tapi juga menjadi refleksi kuat atas komitmen Diskatan Kuningan dalam membina penyuluh pertanian yang adaptif, inovatif, dan solutif. Diharapkan, langkah Iskhaq di tingkat provinsi menjadi awal perjalanan menuju pengakuan di level nasional, sekaligus inspirasi bagi penyuluh lainnya.
“Kami bangga, dan terus mendorong agar penyuluh lain bisa mengikuti jejak Iskhaq. Karena sesungguhnya, pertanian tak akan maju tanpa penyuluh yang hadir, membumi, dan menginspirasi,” tutup Wahyu.
(Humas Diskatan)