KUNINGAN,- Setelah Desa Hantara yang menjadi pionir dalam budidaya melon hidroponik ala e-quanik, kini Desa Babatan Kecamatan Kadugede melakukan hal yang sama dalam budidaya melon. Desa Babatan panen perdana buah melon metode penanaman teknologi e-quanik green house Dewi Shinta , Jumat/2 Agustus 2024. Kolaborasi Pemkab Kuningan melalui Diskatan dan e-quanik dalam mendukung pertanian modern terus dilakukan.
Dalam keterangannya Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si mengatakan acara tersebut merupakan bagian dari program pemerintah daerah untuk mendukung pertanian lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah Kabupaten Kuningan.
“Diskatan berkolaborasi dengan e-quanik dalam memperkenalkan sekaligus mengedukasi kepada masyarakat Kabupaten Kuningan yaitu pertanian yang modern. Metode budidaya ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Sistem hidroponik, yang tidak memerlukan tanah dan menggunakan larutan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Keberhasilan Desa Babatan panen melon hidroponik ini menunjukkan potensi besar dari teknologi pertanian modern. Kami berharap ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk mengadopsi metode yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dan tentunya sesuai dengan apa yang menjadi keinginan Bapak Pj Bupati, menjadikan Kuningan sebagai daerah penghasil melon premium” jelas Wahyu
Panen perdana dilakukan oleh Pj. Bupati Kuningan Dr. Drs. H. R. Iip Hidajat, M.Pd, dalam arahannya Iip mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap kerja keras para petani melon di Desa Babatan. “Saya sangat bangga dengan pencapaian yang telah diraih oleh para petani di sini. Keberhasilan panen melon ini merupakan hasil dari dedikasi dan kerja keras yang luar biasa,” ujar Pj. Bupati.
Pj. Bupati juga menggarisbawahi pentingnya inovasi dan dukungan berkelanjutan bagi petani untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian dan daya saing produk lokal serta peningkatan ekonomi. “Panen kali ini kurang lebih 200an butir dan kalo di kilo itu sekitar 315 kg jadi kalo 1 kg nya 75 ribu. Maka jika dikalkulasikan ke nominal uang, akan menghasilkan pendapatan tambahan bagi petani”
Iip berharap melon yang dipanen akan menghasilkan melon yang berkualitas dan dapat dipromosikan untuk pasar daerah maupun nasional dan desa yang lain dapat mengikuti hal serupa yang dilakukan oleh Desa Babatan. “ketika melon ini hasilnya bagus saya berharap secara masif semua desa juga bisa membuat hal seperti ini, jadi ketika menghasilkan melon panennya bisa panen bersama dan ini bisa menyuplai untuk se Jawa Barat. Karena melon ini memiliki keunggulan dari segi rasanya, kemanisannya kemudian tekstur yang lembut dan ada yang crunchy, karena ini di kembangkan menggunakan teknologi pembibitan yang baik” pungkas Iip (Humas Diskatan)