KUNINGAN – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk merenungi makna besar kelahiran Rasulullah, sang pembawa risalah yang menyempurnakan akhlak manusia serta menegakkan keadilan dan kasih sayang.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan menggelar peringatan Maulid Nabi pada Jumat (26/9/2025) di Masjid Al Falah dinas, dengan menghadirkan penceramah K.H. Aman Syamsul Falah, M.Pd., Pimpinan Ponpes Miftahul Falah Cilowa, Kuningan.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kabupaten Kuningan yang juga Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dr. Wahyu Hidayah, dalam sambutannya menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi hendaknya menjadi inspirasi dalam memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kualitas kinerja aparatur.
“Mari kita jadikan Maulid Nabi ini sebagai momentum untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah dengan meneladani akhlak beliau. Sebab agama yang kuat akan melahirkan masyarakat yang berakhlak, dan ketika akhlak itu terjaga maka ekonomi pun akan ikut kuat. Sebaliknya, ekonomi yang kuat akan memudahkan umat menjaga agamanya. Jadi keduanya saling melengkapi,” ungkap Wahyu.
Lebih lanjut, Wahyu menjelaskan makna ungkapan tersebut. Jika ekonomi masyarakat kuat, maka kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan dapat terpenuhi. Kondisi ini membuat umat lebih tenang, tidak tertekan oleh kemiskinan, sehingga lebih mudah menjalankan ibadah. Rasulullah SAW sendiri pernah berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran” (HR. Abu Dawud). Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan parah bisa menguji keimanan seseorang.
Namun di sisi lain, agama yang kuat juga menjadi fondasi lahirnya ekonomi yang sehat. Nilai-nilai agama seperti jujur, amanah, kerja keras, dan adil akan melahirkan etos kerja yang baik serta tata kelola ekonomi yang transparan. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an (QS. Al-A’raf: 96): “Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.”
“Dengan kata lain, agama memberi arah, sementara ekonomi memberi daya. Jika keduanya berjalan beriringan, maka masyarakat akan hidup sejahtera lahir batin,” tegas Wahyu.
Ia juga menekankan bahwa penguatan ketahanan pangan merupakan wujud nyata dari nilai-nilai Islam yang diajarkan Rasulullah, yakni kemandirian, keberdayaan umat, dan kepedulian terhadap sesama. Oleh sebab itu, ia mendorong seluruh jajaran untuk bekerja lebih ikhlas, profesional, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga bagaimana kita menghadirkan keberkahan bagi masyarakat. Semangat Maulid Nabi ini hendaknya mendorong kita untuk berbuat lebih baik, agar Kabupaten Kuningan semakin tangguh menghadapi tantangan zaman,” tambahnya.
Sementara itu, K.H. Aman Syamsul Falah dalam tausiyahnya mengingatkan bahwa kecintaan kepada Rasulullah tidak cukup hanya dengan lisan, tetapi diwujudkan dengan mengikuti ajaran dan teladan beliau. Nabi, kata dia, selalu mendahulukan umatnya, berakhlak mulia kepada sahabat, keluarga, bahkan kepada orang yang memusuhinya.
“Memperingati Maulid Nabi sejatinya adalah memperbarui semangat untuk meneladani sifat beliau: jujur dalam perkataan, amanah dalam tugas, sederhana dalam kehidupan, dan sabar menghadapi ujian. Dengan begitu, keberkahan hidup akan senantiasa menyertai,” jelasnya.
Peringatan ditutup dengan ajakan memperbanyak shalawat, sebagai wujud cinta kepada Rasulullah SAW sekaligus jalan memperoleh syafaat beliau di yaumil akhir.
(Humas Diskatan)