KUNINGAN — Sore yang hangat di Lapangan Pandapa Paramartha, Sabtu 11 Oktober 2025, menjadi momen istimewa bagi masyarakat Kabupaten Kuningan. Ribuan warga tumpah ruah menikmati penampilan Band Kotak yang tampil penuh energi dalam rangkaian perayaan Hari Jadi Kuningan ke-527 tahun 2025. Namun di balik gegap gempita konser musik tersebut, tersimpan makna yang lebih dalam: sebuah perayaan kebersamaan dan kebanggaan daerah.
Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., memandang acara ini bukan hanya sebagai hiburan rakyat, tetapi juga sebagai simbol rasa syukur dan refleksi perjalanan panjang daerah yang dikenal dengan sebutan Kuningan Asri.
“Perayaan ini adalah wujud ekspresi syukur sekaligus energi kebersamaan. Ketika masyarakat dapat bergembira bersama, dengan tertib dan penuh semangat, di situlah sebenarnya kekuatan sosial kita tumbuh,” ungkap Dr. Wahyu dengan nada haru.
Menurutnya, kehadiran Band Kotak memiliki makna tersendiri, terutama dengan tampilnya sang vokalis Tantri Syalindri Ichlasari yang merupakan keturunan asli Kuningan.
“Kehadiran Tantri menjadi simbol kebanggaan daerah. Ia datang bukan sekadar menghibur, tapi juga membawa pesan bahwa orang Kuningan bisa berkiprah di tingkat nasional tanpa meninggalkan akar budaya dan nilai-nilai asalnya,” ujar Wahyu
Dalam pandangan Pj Sekda, penampilan Tantri di tanah leluhurnya adalah gambaran nyata bagaimana seni dan budaya dapat menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan Kuningan.
“Kita ingin generasi muda belajar dari semangat seperti ini — mencintai asal-usulnya, berani bermimpi besar, dan tetap rendah hati di mana pun berada,” tambahnya.
Wahyu juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada pendukung acara yakni Teko Ajaib, panitia penyelenggara, aparat keamanan, dan seluruh masyarakat Kuningan yang telah menjaga suasana kondusif sepanjang acara berlangsung.
“Saya melihat langsung bagaimana masyarakat begitu tertib dan bahagia. Ini bukti bahwa kita bisa bersatu dalam suasana positif. Kuningan tidak hanya dikenal karena sejarahnya, tetapi juga karena semangat masyarakatnya yang rukun dan berbudaya,” tuturnya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa momentum perayaan Hari Jadi ini adalah cermin hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang saling menguatkan.
“Pemerintah daerah hadir bukan sekadar sebagai penyelenggara, tetapi sebagai sahabat masyarakat. Kami ingin setiap kegiatan, termasuk hiburan rakyat seperti ini, menjadi ruang untuk mempererat silaturahmi, menumbuhkan semangat optimisme, dan memperkuat identitas daerah,” jelasnya.
Menutup pernyataannya, Dr. Wahyu menyampaikan harapan agar semangat kebersamaan dan kreativitas masyarakat terus tumbuh seiring dengan langkah pembangunan daerah.
“Kuningan adalah rumah besar kita semua. Mari kita rawat kebersamaan ini, karena dari rasa memiliki dan cinta terhadap daerah, lahir Kuningan yang maju, sejahtera, dan membanggakan,” pungkasnya.
Sore itu, di tengah lantunan musik dan gemuruh tepuk tangan, semangat kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat benar-benar terasa hidup menghadirkan perayaan yang bukan hanya menghibur, tapi juga meneguhkan jati diri Kuningan sebagai daerah yang damai, kreatif, dan berbudaya.
(Humas Diskatan)